A. Unsur
Radioaktif
Unsur radioaktif
secara sepontan m emancarkan radiasi, yang berupa partikel atau
gelombang elek tromagnetik (no npartikel). Jenis-jenis radi
asi yang dipancarkan unsur
radioaktif adalah:
1. Partikel α (Sinar α ), terdiri dari inti 2He4 yang
bermuatan positip (2He4)2+.
2. Partikel β (Sinar β ) atau -1e0, sama dengan elektron
(e), bermuatan negatip.
3. Sinar γ , mirip
dengan sinar-x, berupa foton dengan panjang gelombang sangat pendek
(1 - 10-3 Å).
4. Partikel β + ( +1e0), merupakan e lektron ber muatan
positip (pos itron). Um umnya
dipancarkan oleh inti zat radioaktif buatan.
5. Elektron capture,
sering bersam aan denga n pem ancaran positron, sebuah elektron pada
kulit dalam diserap inti.
1p1 + -1e0
⎯→ 0n1
Kekosongan elektron diisi elektron pada kulit luar dengan
memancarkan sinar-x.
B. Peluruhan
Inti
1. Penulisan
Nuklida
Nuklida adalah suatu inti atom yang ditandai dengan jumlah
proton (p) dan neutron (n)
tertentu, dituliskan:
zXA
X = lambang unsur
Z = nomor atom = jumlah proton (p)
A = bilangan massa = jumlah proton dan neutron (p + n)
2. Isotop Stabil dan
Isotop Tidak Stabil
Nuklida-nuklida dari unsur yang sam a (de ngan jum lah
proton sam a) tetapi jum lah
neutron berbeda disebut isotop. Contoh isotop oksigen
adalah: 8O16, 8O17, 8O18
Isotop yang m empunyai inti stabil disebut isot op stabil.
Isotop tidak stabil m empunyai inti
tidak stabil yang m erupakan nuklida radioak tif dan akan m
eluruh. Nuklida yang dikenal
terdapat lebih dari 3 000 nuklida, sekitar 280 di antaranya adalah nuklida stabil dan
lainnya
adalah nuklida radioaktif. Beberapa contoh isotop stabil dan
isotop tidak stabil adalah:
Unsur Isotop stabil
Isotop tidak stabil
H H1, H2 H 3
K K39, K41 K38, K40, K42, K44
Co Co59 C o57, Co58, Co60, Co61
Pb Pb206, Pb208 Pb205, Pb207, Pb209
3. Peluruhan
Radioaktif Alam dan Radioaktif Buatan
a. Radioaktif Alam
Unsur/nuklida radioaktif alam yaitu unsur/nuk lida radioaktif yang dapat
ditem ukan di
alam, umumnya ditemukan dalam kerak bumi. Semua unsur/nuklida radioaktif alam yang
bernomor atom tinggi akan termasuk salah satu dari deret
radioaktif berikut:
1) Deret uranium,
dimulai dari 92U238 berakhir pada 82Pb206.
92U238 ⎯→ 82Pb206 + 8 2α 4 + 6 -1β 0
2) Deret thorium,
dimulai dari 90Th232 berakhir pada 82Pb208.
90Th232 ⎯→ 82Pb208 + 6 2α 4 + 4 -1β 0
3) Deret aktinium,
dimulai dari 92U235 berakhir pada 82Pb207.
92U235 ⎯→ 82Pb206 + 7 2α 4 + 4 -1β 0
Unsur radioaktif bernomor atom rendah jarang ditemui.
Contohnya: 19K40
19K40 ⎯→ 20Ca40 + -1β 0
b. Radioaktif
Buatan
Unsur/nuklida radioaktif buatan adalah unsur/n uklida
radioaktif yang tidak terdapat di
alam, tetapi dapat dibuat dari unsur/nuklid a alam . Isotop
buatan pe rtama kali dibuat
Rutherford (1919), adalah 8O17 yang tidak radioaktif.
7N14 + 2He4 ⎯→ 8O17 + 1H1
Isotop radioaktif buatan pertama adalah 15P30 (1934)
13Al27 + 2He4 ⎯→ 15P30 + 0n1
15P30 ⎯→ 14Si30
+ +1e0
Unsur buatan yang pertama adalah neptunium (Np)
92U238 +
0n1 ⎯→ 92U239
92U239 ⎯→ 93Np239
+ -1e0
Deret radioaktif buatan dimulai dari 93Np235 berakhir pada
83Bi209.
c. Laju Peluruhan
Radioaktif
1. Persamaan Laju
Peluruhan
Peluruhan radioaktif
term asuk reaksi or do pertam a. Peluruhan unsur radioaktif
sebanding dengan jumlah atomnya (N).
dN
− ⎯ ∼
N
dt
dN
− ⎯ =
k.N k = konstanta peluruhan
ordo pertama (dt -1)
dt
Nt dN t
∫ ⎯ = − k ∫ d.t
N
0
N 0
Nt
ln ⎯ = − k.t
N0
Nt = N0.e- k.t
2. Waktu Paruh
Laju peluruhan m erupakan ukuran kesetabilan inti, biasan ya
dinyatakan dalam waktu
paruh (t ½ ), yaitu waktu yang diperlukan untuk m eluruh
agar jum lah atom (N 0) m enjadi
tinggal separuhnya (½ N0).
½ N0
ln ⎯⎯ = − k.t ½
N0
ln 2
0,693
t ½ = ⎯⎯ = ⎯⎯
k k
Di laboratorium untuk
m emudahkan pengukuran ju mlah atom (N)
atau radioaktifitas (A)
dinyatakan dalam count (banyaknya peluruhan yang tercatat
pada detektor) permenit.
dN
A = c.( − ⎯ )
dt
c = koefisien deteksi yang bergan tung jenis detektor,
orientasi de tektor, jarak detektor dari
sampel, dan lain-lain.
Jika c dianggap tetap, maka:
A =
A0.e- k.t
A0 = radioaktifitas pada saat t = 0
3. Radioactive
Dating
Istilah radioactive da ting digunakan pada penggunaan ra
diasi dari unsur radioaktif
untuk m enentukan um ur atau usia (dating) suatu bahan yang m engandung unsur
radioaktif
tersebut. Misalnya batuan yang semula m engandung U 238
dapat ditentukan um urnya dengan
menghitung kadar Pb206 pada batuan sekarang. U238 akan
berhenti meluruh jika telah terbentuk
Pb206.
92U238 ⎯→ 82Pb206 + 8
2He4 +
6 -1e0
Jadi setiap 238 gram U238 setelah berhenti meluruh akan
menghasilkan 206 gram Pb206. Waktu
paruh U238 adalah 4,5 x 10 9 tahun. Setelah 4,5 x 10 9
tahun, 1 gram U238 akan mengahsilkan (½
x 1 = 0,5) gram U238
dan ( ½ x 206⁄ 238 = 0,43) gram Pb206.
Jika dimisalkan sedikit sampel batuan tersebut mengandung 1
gram U238 dan 0,76 gram Pb206,
maka:
238
Massa U238 semula (N0) = 1 + ( ⎯⎯ x
0,76) gram = 1,88 gram
206
Umur batuan (t) dapat dicari dengan persamaan:
1
0,693
ln ⎯⎯ = − ⎯⎯⎯⎯ x
t
1,88 4,5 x
109
4,5 x 109
1,88
Jadi umur batuan tersebut (t) = ( ⎯⎯⎯⎯ )
x ln ⎯⎯ tahun
= 4,099 x 109 tahun
0,693 1
Umur sisa m ahluk hidup (fosil) dapat dite ntukan dengan m
engukur radioaktifitas atau
laju peluruhan C14 pada sisa m ahluk hidup dan diba ndingkan
dengan laju peluruhan C 14 pada
mahluk hidup sekarang ( ≈
laju peluruhan C 14 sem ula). Penggunaan radiasi C 14 untuk
menentukan umur sisa mahluk hidup ini disebut Radiokarbon
Dating.
Misal radioaktifitas C14 pada fosil sisa tumbuhan = 10
peluruhan permenit pergram C14
(= A), Radioaktifitas C 14 pada tum buhan sekarang = 50
peluruhan perm enit pergram C 14 (=
Ao). Waktu paruh C14
= 5 730 tahun. Maka umur fosil (t) dicari dengan persamaan:
10
0,693
ln ⎯ = − ⎯⎯ . t
50 5
730
50 0,693
ln ⎯ = ⎯⎯ . t
10 5 730
5 730 50
t = ⎯⎯⎯
x ln ⎯ tahun = 13
307,47 tahun
0,693 10
Contoh soal:
1. Waktu paruh U238
adalah 4,5 x 10 9 tahun. Setelah berapa lama U238 akan tersisa tinggal 30
% dari semula ?
2. Waktu paruh Ra 226
adalah 1 600 tahun. Setelah berapa lam a 2 gram Ra226 menjadi tinggal
0,125 gram ?
3. Aktivitas C14 dari
contoh fosil tulang adalah 1/10 aktivitas C14 pada mahluk hidup sekarang.
Berapa umur fosil tersebut jika waktu paruh C14 adalah 5 730
tahun ?
D. Reaksi Inti.
Pada reaksi inti biasanya m assa s ebelum reaksi tid ak sam a dengan m assa
sesudah
reaksi. Hal ini karena terjadi perubahan m assa m enjadi
energi atau sebaliknya. Menurut
Einstein:
E = m.c2
c = 2,998 x 10-10 cm/dt
1 sma ≈ 931,4
MeV
1 eV = 1,6021 x 10-12 erg
1 erg = 10-7 joule
1 MeV = 1,6021 x 10-13 J
Misal selisih massa 0,1587 gram setara dengan pelepasan
energi sebesar ± 14 300 juta Joule.
Dikenal ada tiga m acam reaksi in ti, yaitu reaksi penem
bakan dengan partikel, reaksi f isi, dan
reaksi fusi.
1. Reaksi penembakan
dengan partikel.
Sebagai partikel penem bak (peluru) da pat berupa partikel
ringan, m isalnya: 2α 4 , 1p1 ,
0n1 , 1D2 atau
partikel berat, misalnya: 6C12 , 7N14
, 8O16. Rutherford (1919) dengan penem
bak
partikel α berhasil
mengubah 7N14 menjadi 8O17
7N14 + 2He4 ⎯→ 8O17 + 1H1
atau dapat dituliskan:
7N14 (α ,p) 8O17
Irene Curie (1933) dengan penembak partikel α berhasil mengubah 13Al27 menjadi 15P30
13Al27 +
2He4 ⎯→ 15P30 + 0n1
Partikel kecil untuk penembak diperoleh dari proses peluruhan isotop atau
dari reaktor
nuklir. Penem bakan dapat dengan pem ercepat partikel (particle accelerator) m isalnya
siklotron. Dengan siklotron penem bak dapat juga partikel besar. Dengan siklotron Glenn
Seaborg dapat membuat unsur-unsur transuranium nomor atom 93
sampai dengan 105.
Contoh:
92U238 + 6C12 ⎯→ 98Cf 246 + 4
0n1
92U238 + 7N14 ⎯→ 99Es247 + 5
0n1
92U238 + 8O16 ⎯→ 100Fm249 + 5
0n1
96Cm246 + 6C13 ⎯→ 102No254 + 5
0n1
98Cf 249 + 6C12 ⎯→ 104Ku257 + 4
0n1
2. Reaksi
fisi/pembelahan.
Reaksi fisi m erupakan reaksi antara neut ron dengan suatu
nuklida dari atom berat,
menghasilkan 2 m acam nuklida lain yang lebi h ringan. P
ertama kali ditem ukan oleh Otto
Hahn (1939).
Fermi (1914) m enemukan
transuranium dengan cara m enembak
Uranium
menggunakan neutron. Neutron cepat adalah neut ron yan g m
emiliki energi tingg i (energ i
kinetik) ± 14 MeV,
dihasilkan dari generator neutron,
kemudian dilewatkan pada akselerator.
Reaksi yan g terjadi dalam
reaktor : (n *,2n). Nuklida yang bereaksi dengan neutron cepat
umumnya 92U238 .
92U238 +
n* ⎯→ 56Ba138 +
37Rb99 + 2n
Reaksi fisi dengan neutron
termal banyak dijumpai pa da r eaktor in ti. Nuklida 92U235 paling
sering bereaksi fisi dengan neutron term al. Bila 92U235 ditembak dengan neutron term al
akan
menghasilkan nuklida baru dengan 2 atau 3 neutron dengan
energi sebesar ± 200 MeV.
92U235 + n ⎯→ 56Ba138 +
36Kr 96 + 3n
+ 200 MeV
Neutron baru yang dihasilkan m empunyai energi ± 2
MeV. Jika digunakan untuk reaksi fisi
selanjutnya neutron ini m asih m empunyai energi yang cukup tinggi, sehingga perlu
diperlambat dengan m oderator (misalnya: air, air berat,
grafit, berilium ) hingga ± 0,025 eV.
Bila reak tor inti dileng kapi m oderator, m aka reaksinya
dapat dikendalikan dengan batang
kendali untuk menyerap neutron, dan reaksi berlangsung
secara berantai.
3. Reaksi
fusi/penggabungan.
Reaksi fusi m erupakan reaksi penggabungan inti-inti ringan m enjadi inti baru yang
lebih berat. Reaksi ini hanya berlangsung pada suhu tinggi
(juta ° C), untuk memperoleh energi
aktivasi agar inti-inti ringan dapat berga bung. Dalam pros es penggabungan ini dihasilkan
energi yang besar. Diperkirakan energi yang dipancarkan
matahari adalah hasil fusi nuklir inti-
inti hidrogen menjadi inti helium:
4 1H1 ⎯→ 2He4
+ 2 1e0
Reaksi fusi terjadi pada bom
hidrogen, yang energi aktivasinya di peroleh dari reaksi fisi yang
terjadi dalam bom:
1H2 + 1H3 ⎯→ 2He4 +
0n1 + energi
Sebagai sumber energi, penggunaan reaksi fusi lebih m enguntungkan karena energi
yang dihasilkan lebih besar dan tidak m enghasilkan isotop
radioaktif. Isotop yang dihasilkan
bersifat setabil, misalnya helium. Kesulitannya, reaksi fusi
terkontrol perlu tem pat yang dapat
menahan suhu tinggi (±
50 juta° C sampai dengan 200 juta° C).
E. Reaktor Inti.
Reaktor inti m
erupakan tem pat berlangsungnya reaksi
pem belahan inti (reaksi fisi)
secara terk endali. Reaktor inti yang pertam a dibuat oleh Fermi (1942). Berdasarkan tujuan
penggunaannya, reaktor inti dibedakan menjadi reaktor
penelitian dan reaktor daya.
1. Reaktor
Penelitian.
Reaktor Penelitian digunakan untuk tujuan penelitian. R eaktor in i d idesain seba
gai
sumber neutron yang dapat digunakan untuk menghasilkan radioisotop,
mengukur fluks, untuk
analisa, dan sebagainya. Jenis reaktor penelitian
misalnya:
a. Reaktor jen is
TRIGA (Training Research and Isotop e
Production General Atomic) ,
menghasilkan fluks ne utron sekitar 10 11 - 10 12 nV.
Digunakan untuk m enghasilkan
radioisotop untuk keperluan penelitian fisika dan analisis
berbagai bidang.
b. Reaktor uji m
aterial m enghasilkan fluks neutron dalam
orde 10 14 - 10 16 nV. Digunakan
untuk tujuan reaksi, untuk m enguji m aterial, bahan bakar,
kom ponen reaktor yang
nantinya akan digunakan untuk komponen reaktor daya.
2. Reaktor
Daya/Reaktor Nuklir.
Reaktor daya ditujukan untuk m emulai reaksi pembelahan (fisi) untuk m enghasilkan
reaksi berantai, dapat m engendalikan reaksi dan m emanfaatkan energi yang
dihasilkan.
Neutron yang dihasilkan adalah neutron cepat dengan energi 2 MeV. Neutron yang
menghasilkan reaksi fisi selanjutnya adalah neutron termal dengan energi 0,025 eV. Nuklida
yang digunakan dalam reaktor inti umumnya 92U235.
92U235 + 0n1
⎯→ 56Ba138
+ 36Kr96 + 3n +
200 MeV
Setiap 1 m ol 92U235
menghasilkan energi ± 200 MeV, setara dengan energi yang dihasilkan
pada pembakaran 500 ton batubara.
Komponen utama reaktor nuklir terdiri dari:
a. Bahan bakar. Bahan
bakar ditem patkan dalam teras reaktor. Umumnya berupa pelet UO 2
dibungkus dalam
kelongsong agar produkny a tetap terkungkung dalam kelongsong
tersebut. Uranium yang digunakan adalah uranium alam yang
diperkaya dengan 92U235.
b. Moderator.
Moderator umum nya berupa grafit, air berat, at au air biasa. Berfungsi
untuk
menurunkan energi neutron m elalui tumbukan. Diharapkan pada
setiap tum bukan a ntara
neutron dengan moderator, neutron akan kehilangan
energi.
c. Batang kendali.
Batang kendali berfungsi untuk mengendalikan jumlah reaksi yang terjadi
dalam reaktor, dengan cara m enyerap neut ron. Bahan batang
kendali harus m empunyai
kemampuan menyerap neutron yang tinggi, seperti kadmium,
boron, dan hafnium.
d. Pendingin. Umumnya
reaktor m enggunakan moderator juga sebagai pendingin, m isalnya
air yang disirkulasikan m enggunakan pompa. Pendingin lain
yang bias a digunakan adalah
helium, CO2, dan logam cair.
e. Penukar panas (heat exchanger). Pendingin primer merupakan
rangkaian tertutup. Bahan
pendingin itu dikem balikan ke dalam reaktor menggunakan pom pa, sedangkan
panasnya
dipindah pada sistem penukar panas.
f. Perisai radiasi.
Perisai radiasi berfungsi menahan radiasi agar tidak keluar dari reaktor.
F. Dampak
Radiasi.
1. Penggunaan Zat
Radioaktif.
Zat radioaktif banyak digunakan dalam bida ng pertanian, kedokteran, industri,
dan
analisis, misalnya :
a. P32 digunakan
untuk m empelajari penyerapa n pospor dalam
pupuk oleh tanam an,
mempelajari fotosintesis pada tanaman.
b. Na24 dalam NaCl
digunakan untuk diagnosa sirkulasi darah.
c. I131 untuk
diagnosa fungsi kelenjar th iroid atau untuk terapi. Radiasi γ
dapat merusak
sebagian dari kegiatan thiroid dalam hiperthiroidism.
d. Radiasi γ dari Co60 untuk penyembuhan tumor dan
kangker.
e. Radiasi γ dari Ra untuk pemandulan hama jantan.
f. O18 untuk
mempelajari mekanisme reaksi esterifikasi.
g. U235 digunakan
dalam reaktor nuklir (PLTN).
2. Bahaya/Efek
Radiasi Bagi Tubuh Manusia
Radiasi dari zat radioaktif dapat mengionkan partikel atau
molekul zat yang dilaluinya,
termasuk sel-sel tum buhan, hewan, dan m anusia. Daya
mengionkan ini sebanding dengan
energi radiasinya. Daya tem bus partikel/sinar radioaktif berbeda-beda, dan bergantung
pada
energinya. Dalam aluminium perbandingan daya tem bus
partikel α : β : γ =
1 : 100 : 10 000.
Di udara partikel
α dapat m enembus sekitar 2,8 c m
sa mpai 8,5 c m. Se tiap cm uda ra
yang
dilintasinya, partikel α
dapat menghasilkan 50 000 sam pai 100 000 pasang ion (pasangan ion
positif dan
elektron), partikel β m enghasilkan beberapa ratus pasang ion, dan
sinar γ
menghasilkan beberapa pasang ion. Dengan energi yang sama,
jumlah pasangan elektron yang
dihasilkan partikel α
, β , dan γ juga ham pir sa ma karena β
melintas lebih jauh dari α dan
γ
lebih jauh lagi.
Penggunaan radiasi dapat secara eksternal, yaitu dengan
memancarkan radiasi dari luar
tubuh, maupun secara internal, yaitu dengan memasukkan
radioaktif ke tubuh, sehingga tubuh
menjadi radioaktif. Akibat radiasi dapat menimbulkan gangguan pada sel-sel tubuh,
yang
dapat terjadi dengan segera (d alam waktu pendek setelah ra
diasi), maupun setelah beberapa
lama radiasi. Efek radiasi bagi tubuh dapat berupa efek
somatik maupun genetik.
a. Efek somatik
(somatic effects).
Efek somatik radiasi m empengaruhi sel som atik, sehingga
pengaruhnya muncul pada diri
yang bersangkutan dan tidak menurun ke generasi
berikutnya.
1). Efek som atik
nonstokostik. Efek som atik radiasi bersifat nonstokostik jika ada
hubungan sebab akibat yang pasti antara dosi s radiasi yang
diterim a dengan pengaruh
yang ditimbulkan. Umumnya terjadi pada ja ringan yang
memiliki laju penggantian sel
yang tinggi. Akibatnya fungsi jaringan akan hilang.
2). Efek som atik
stokostik. Efek somatik radiasi bersifat
stokostik jika tidak dapat
dipastikan adanya hubungan antara dosis ra diasi yang
diterim a tubuh dengan akibat
yang ditim bulkan. Um umnya tidak segera m uncul se telah
radiasi. Bisa te rjadi jika
terkena radiasi dosis tinggi (dosis akut) atau dosis rendah
waktu lama (dosis kronis).
b. Efek Genetik
(genetic effects).
Efek genetik radiasi mem pengaruhi sel-sel ge rminal dan
muncul pada keturunan. Efek
genetik bersifat stokostik dan m uncul pada korban radiasi. Radi asi dosis rendah
dapat
menyebabkan perubahan pada DNA sehingga terjadi m utasi gen yang dapat m
uncul pada
beberapa keturunan.
3. Penaggulangan
Bahaya Radiasi.
Secara tekn is, untuk m engurangi tingkat ba haya radiasi
terhadap tub uh pengguna
radiadi dapat dengan cara m engatur waktu radi asi, m
engatur jarak radiasi, dan mem asang
perisai antara sum ber radiasi dengan tubuh. Secara nonteknis, untuk m enanggulangi
bahaya
radiasi dapat dengan mengontrol atau mengawasi pemaparan
yang dapat menimbulkan bahaya
radiasi, diantaranya denga n cara m enghilangkan bahaya, m
engawasi bahaya, m engawasi
pekerja radiasi, dan dibuat peraturan. U ndang Undang
Republik Indonesia nom or 10 tahun
1997 tentang Ketenaganukliran mengatur tentang pembangunan,
pengangkutan, penyimpanan,
penyediaan, penggunaan tenaga nuklir dan keselamatan kerja
terhadap radiasi.
Silahkan berkomentar dengan baik. Komentar anda sangat diperlukan untuk perkembangan Blog ini. Gunakan lah OPEN ID. Komentar disini tanpa kode verifikasi. Baca juga Posting lain | Daftar Isi