Sir Isaac Newton adalah seseorang yang telah berjasa dalam ilmu Fisika dibidang dinamika. Sampai saat ini, penemuannya tentang gaya dan gerak masih digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Pengertian Gaya :
Gaya merupakan suatu besaran yang menyebabkan benda bergerak. Ketika
seseorang mendorong mobil yang mogok, orang tersebut memberikan gaya
pada mobil itu. Pada olah raga bulu tangkis, sebuah gaya diberikan atlet
pada bola sehingga menyebabkan bola berubah arah gerak. Ketika sebuah
mesin mengangkat lift, atau martil memukul paku, atau angin meniup
daun-daun pada sebuah pohon, berarti sebuah gaya sedang diberikan. Kita
katakan bahwa sebuah benda jatuh karena gaya gravitasi. Jadi, gaya dapat
menyebabkan perubahan pada benda, yaitu perubahan bentuk, sifat gerak
benda, kecepatan, dan arah gerak benda. Di sisi lain, gaya tidak selalu
menyebabkan gerak. Sebagai contoh, jika kalian mendorong tembok dengan
sekuat tenaga, tetapi tembok tetap tidak bergerak. Sebuah gaya memiliki
nilai dan arah, sehingga merupakan vektor yang mengikuti aturan-aturan
penjumlahan vektor yang telah dibahas sebelumnya Untuk mengukur besar
atau kekuatan gaya, dapat dilakukan dengan menggunakan neraca pegas.
Hukum Newton :
- Hukum Newton 1
Bagaimanakah hubungan antara gaya dan gerak? Aristoteles (384-322 SM)
percaya bahwa diperlukan sebuah gaya untuk menjaga agar sebuah benda
tetap bergerak sepanjang bidang horizontal. Ia mengemukakan alasan bahwa
untuk membuat sebuah buku bergerak melintasi meja, kita harus
memberikan gaya pada buku itu secara kontinu. Menurut Aristoteles,
keadaan alami sebuah benda adalah diam, dan dianggap perlu adanya gaya
untuk menjaga agar benda tetap bergerak. Lebih jauh lagi, Aristoteles
mengemukakan, makin besar gaya pada benda, makin besar pula lajunya.
Kira-kira 2000 tahun kemudian, Galileo Galilei (1564- 1642) menemukan
kesimpulan yang sangat berbeda dengan pendapat Aristoteles. Galileo
mempertahankan bahwa sama alaminya bagi sebuah benda untuk bergerak
horizontal dengan kecepatan tetap, seperti saat benda tersebut berada
dalam keadaan diam. Bayangkan pengamatan yang melibatkan sebuah gerak
horizontal berikut ini untuk memahami gagasan Galileo. Untuk mendorong
sebuah benda yang mempunyai permukaan kasar di atas meja dengan laju
konstan dibutuhkan gaya dengan besar tertentu. Untuk mendorong benda
lain yang sama beratnya tetapi mempunyai permukaan yang licin di atas
meja dengan laju yang sama, akan memerlukan gaya lebih kecil. Jika
selapis minyak atau pelumas lainnya dituangkan antara permukaan benda
dan meja, maka hampir tidak diperlukan gaya sama sekali untuk
menggerakkan benda itu. Pada urutan kasus tersebut, gaya yang diperlukan
makin kecil. Sebagai langkah berikutnya, kita bisa membayangkan sebuah
situasi di mana benda tersebut tidak bersentuhan dengan meja sama
sekali, atau ada pelumas yang sempurna antara benda itu dan meja, dan
mengemukakan teori bahwa sekali bergerak, benda tersebut akan melintasi
meja dengan laju yang konstan tanpa ada gaya yang diberikan. Sebuah
bantalan peluru baja yang bergulir pada permukaan horizontal yang keras
mendekati situasi ini. Demikian juga kepingan pada meja udara, di mana
lapisan udara memperkecil gesekan sehingga hampir nol. Galileo membuat
kesimpulan hebatnya, bahwa jika tidak ada gaya yang diberikan kepada
benda yang bergerak, benda itu akan terus bergerak dengan laju konstan
pada lintasan yang lurus. Sebuah benda melambat hanya jika ada gaya yang
diberikan kepadanya. Dengan demikian, Galileo menganggap gesekan
sebagai gaya yang sama dengan dorongan atau tarikan biasa. Sebagai
contoh, mendorong sebuah buku melintasi meja dengan laju tetap
dibutuhkan gaya dari tangan kalian, hanya untuk mengimbangi gaya gesek.
Jika sebuah buku bergerak dengan laju konstan, gaya dorong kalian sama
besarnya dengan gaya gesek, tetapi kedua gaya ini memiliki arah yang
berbeda, sehingga gaya total pada benda (jumlah vektor dari kedua gaya)
adalah nol. Hal ini sejalan dengan sudut pandang Galileo, karena benda
bergerak dengan laju konstan ketika tidak ada gaya total yang diberikan
padanya.
Berdasarkan penemuan ini, Isaac Newton (1642-1727), membangun teori
geraknya yang terkenal. Analisis Newton tentang gerak dirangkum dalam
“tiga hukum gerak”-nya yang terkenal. Dalam karya besarnya, Principia (diterbitkan
tahun 1687), Newton menyatakan terima kasihnya kepada Galileo. Pada
kenyataannya, hukum pertama Newton tentang gerak sangat dekat dengan
kesimpulan Galileo. Hukum I Newton menyatakan bahwa:
"Setiap benda tetap berada
dalam keadaan diam atau bergerak dengan laju tetap sepanjang garis
lurus, kecuali jika diberi gaya total yang tidak nol."
Kecenderungan sebuah benda untuk mempertahankan keadaan diam atau gerak tetapnya pada garis lurus disebut inersia (kelembaman). Sehingga, Hukum I Newton sering disebut Hukum Inersia.
Hukum I Newton tidak selalu berlaku pada setiap kerangka acuan. Sebagai
contoh, jika kerangka acuan kalian tetap di dalam mobil yang
dipercepat, sebuah benda seperti cangkir yang diletakkan di atas dashboard mungkin
bergerak ke arah kalian (cangkir tersebut tetap diam selama kecepatan
mobil konstan). Cangkir dipercepat ke arah kalian tetapi baik kalian
maupun orang atau benda lain memberikan gaya kepada cangkir tersebut
dengan arah berlawanan. Pada kerangka acuan yang dipercepat seperti ini,
Hukum I Newton tidak berlaku. Kerangka acuan di mana Hukum I Newton
berlaku disebut kerangka acuan inersia. Untuk sebagian besar
masalah, kita biasanya dapat menganggap bahwa kerangka acuan yang
terletak tetap di Bumi adalah kerangka inersia (walaupun hal ini tidak
tepat benar, karena disebabkan oleh rotasi Bumi, tetapi cukup
mendekati). Kerangka acuan yang bergerak dengan kecepatan konstan
(misalnya sebuah mobil) relatif terhadap kerangka inersia juga merupakan
kerangka acuan inersia. Kerangka acuan di mana hukum inersia tidak
berlaku, seperti kerangka acuan yang dipercepat di atas, disebut kerangka acuan noninersia.
Bagaimana kita bisa yakin bahwa sebuah kerangka acuan adalah inersia
atau tidak? Dengan memeriksa apakah Hukum I Newton berlaku. Dengan
demikian Hukum I Newton berperan sebagai definisi kerangka acuan
inersia.
- Hukum Newton 2
Hukum I Newton menyatakan bahwa jika tidak ada gaya total yang
bekerja pada sebuah benda, maka benda tersebut akan tetap diam, atau
jika sedang bergerak, akan bergerak lurus beraturan (kecepatan konstan).
Selanjutnya, apa yang terjadi jika sebuah gaya total diberikan pada
benda tersebut? Newton berpendapat bahwa kecepatan akan berubah. Suatu
gaya total yang diberikan pada sebuah benda mungkin menyebabkan lajunya
bertambah. Akan tetapi, jika gaya total itu mempunyai arah yang
berlawanan dengan gerak benda, gaya tersebut akan memperkecil laju
benda. Jika arah gaya total yang bekerja berbeda arah dengan arah gerak
benda, maka arah kecepatannya akan berubah (dan mungkin besarnya juga).
Karena perubahan laju atau kecepatan merupakan percepatan, berarti dapat
dikatakan bahwa gaya total dapat menyebabkan percepatan. Bagaimana
hubungan antara percepatan dan gaya?
Pengalaman sehari-hari dapat menjawab pertanyaan ini. Ketika kita
mendorong kereta belanja, maka gaya total yang terjadi merupakan gaya
yang kita berikan dikurangi gaya gesek antara kereta tersebut dengan
lantai. Jika kita mendorong dengan gaya konstan selama selang waktu
tertentu, kereta belanja mengalami percepatan dari keadaan diam sampai
laju tertentu, misalnya 4 km/jam. Jika kita mendorong dengan gaya dua
kali lipat semula, maka kereta belanja mencapai 4 km/jam dalam waktu
setengah kali sebelumnya. Ini menunjukkan percepatan kereta belanja dua
kali lebih besar. Jadi, percepatan sebuah benda berbanding lurus dengan
gaya total yang diberikan. Selain bergantung pada gaya, percepatan benda
juga bergantung pada massa. Jika kita mendorong kereta belanja yang
penuh dengan belanjaan, kita akan menemukan bahwa kereta yang penuh
memiliki percepatan yang lebih lambat. Dapat disimpulkan bahwa makin
besar massa maka akan makin kecil percepatannya, meskipun gayanya sama.
Jadi, percepatan sebuah benda berbanding terbalik dengan massanya.
Hubungan ini selanjutnya dikenal sebagai Hukum II Newton, yang bunyinya
sebagai berikut:
"Percepatan sebuah benda
berbanding lurus dengan gaya total yang bekerja padanya dan berbanding
terbalik dengan massanya. Arah percepatan sama dengan arah gaya total
yang bekerja padanya."
Hukum II Newton tersebut dirumuskan secara matematis dalam persamaan:
ΣF = m.a
dengan:
a = percepatan (m/s2) m = massa benda (kg)
ΣF = resultan gaya (N)
Satuan gaya menurut SI adalah newton (N). Dengan demikian, satu
newton adalah gaya yang diperlukan untuk memberikan percepatan sebesar 1
m/s2 kepada massa 1 kg. Dari definisi tersebut, berarti 1 N = 1 kg.m/s2.
Dalam satuan cgs, satuan massa adalah gram (g). Satuan gaya adalah
dyne, yang didefinisikan sebagai besar gaya yang diperlukan untuk
memberi percepatan sebesar 1 cm/s2 kepada massa 1 g. Dengan demikian, 1 dyne = 1 g.cm/s2. Hal ini berarti 1 dyne = 10-5 N.
- Hukum Newton 3
Hukum II Newton menjelaskan secara kuantitatif bagaimana gaya-gaya
memengaruhi gerak. Tetapi kita mungkin bertanya, dari mana gaya-gaya itu
datang? Berdasarkan pengamatan membuktikan bahwa gaya yang diberikan
pada sebuah benda selalu diberikan oleh benda lain. Sebagai contoh,
seekor kuda yang menarik kereta, tangan seseorang mendorong meja, martil
memukul/ mendorong paku, atau magnet menarik paku. Contoh tersebut
menunjukkan bahwa gaya diberikan pada sebuah benda, dan gaya tersebut
diberikan oleh benda lain, misalnya gaya yang diberikan pada meja
diberikan oleh tangan.
Newton menyadari bahwa hal ini tidak sepenuhnya seperti itu. Memang
benar tangan memberikan gaya pada meja. Tetapi meja tersebut jelas
memberikan gaya kembali kepada tangan. Dengan demikian, Newton
berpendapat bahwa kedua benda tersebut harus dipandang sama. Tangan
memberikan gaya pada meja, dan meja memberikan gaya balik kepada tangan.
Hal ini merupakan inti dari Hukum III Newton, yaitu:
"Ketika suatu benda memberikan
gaya pada benda kedua, benda kedua tersebut memberikan gaya yang sama
besar tetapi berlawanan arah terhadap benda pertama."
Hukum III Newton ini kadang dinyatakan sebagai hukum aksi-reaksi,
“untuk setiap aksi ada reaksi yang sama dan berlawanan arah”. Untuk
menghindari kesalahpahaman, sangat penting untuk mengingat bahwa gaya
“aksi” dan gaya “reaksi” bekerja pada benda yang berbeda. Kebenaran
Hukum III Newton dapat ditunjukkan dengan contoh berikut ini. Perhatikan
tangan kalian ketika mendorong ujung meja. Bentuk tangan kalian menjadi
berubah, bukti nyata bahwa sebuah gaya bekerja padanya. Kalian bisa
melihat sisi meja menekan tangan kalian. Mungkin kalian bahkan bisa
merasakan bahwa meja tersebut memberikan gaya pada tangan kalian;
rasanya sakit! Makin kuat kalian mendorong meja itu, makin kuat pula
meja tersebut mendorong balik. Perhatikan bahwa kalian hanya merasakan
gaya yang diberikan pada kalian, bukan gaya yang kalian berikan pada
benda-benda lain.
Silahkan berkomentar dengan baik. Komentar anda sangat diperlukan untuk perkembangan Blog ini. Gunakan lah OPEN ID. Komentar disini tanpa kode verifikasi. Baca juga Posting lain | Daftar Isi